Subjek
- #Permintaan Minyak Sawit
- #Pemulihan Produksi Minyak Sawit
- #Pasokan Ekspor Minyak Sawit
- #Prospek Pasar Minyak Sawit
- #Daya Saing Harga Minyak Sawit
Dibuat: 2024-05-29
Dibuat: 2024-05-29 13:47
▶ Produksi dan pasokan ekspor minyak sawit pada bulan April mulai pulih, membalikkan penurunan tahunan yang tercatat pada dua kuartal sebelumnya.
▶ Pasokan ekspor minyak sawit saat ini meningkat, yang dinantikan oleh konsumen di India, Cina, dan negara-negara lain.
▶ Prospek penurunan ekspor global minyak bunga matahari selama 3-4 bulan ke depan akan berkontribusi pada peningkatan pembelian minyak sawit dan mendukung harga.
1. Pemulihan Produksi Minyak Sawit: Mulai bulan April, produksi dan pasokan ekspor minyak sawit mulai pulih. Ini merupakan sinyal positif yang membalikkan tren penurunan tahunan selama dua kuartal sebelumnya.
2. Penurunan Stok: Per akhir Maret 2024, stok minyak sawit global menurun drastis menjadi 13,4 juta ton. Hal ini disebabkan oleh produksi yang lebih rendah dari perkiraan di negara-negara penghasil utama seperti Indonesia, Thailand, Guatemala, dan Kolombia. Selain itu, kenaikan harga minyak sawit menyebabkan konsumen beralih ke minyak lain, yang berujung pada penurunan ekspor minyak sawit global.
3. Peningkatan Daya Saing Harga: Baru-baru ini, harga minyak sawit menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan minyak kedelai (soya oil) dari Argentina dan minyak bunga matahari (sun oil) dari wilayah Laut Hitam, sehingga meningkatkan pasokan ekspor. Ini merupakan kabar baik bagi negara-negara konsumen utama seperti India dan Cina.
4. Permintaan Tertekan: Penurunan jumlah impor yang signifikan di negara-negara konsumen utama telah menyebabkan penurunan stok minyak sawit yang cukup besar. Hal ini menunjukkan adanya permintaan tertekan terhadap minyak sawit di masa mendatang.
5. Prospek Masa Depan: Diperkirakan penurunan ekspor minyak bunga matahari global selama 3-4 bulan ke depan akan berkontribusi pada peningkatan pembelian minyak sawit dan mendukung harganya. Khususnya, ekspor minyak sawit global diperkirakan akan pulih menjadi 25,9 juta ton pada periode April hingga September 2024, terutama berkat Indonesia.
Situasi ini memerlukan analisis mendalam terhadap pasar minyak sawit, dan para pelaku pasar harus memantau perubahan-perubahan ini dan mengambil keputusan strategis.
Komentar0